Kala senja
mengantarkan surya ke peraduannya,
Cahya merah merona
menyelimuti kalbu.
Kegelapan menghapus
jejak hari,
Menjemput bintang
dan bulan dengan merayu.
Tak ada lagi canda
tawa burung-burung kecil,
Menghilang bersama
keheningan malam.
Tak ada lagi
senyuman manis yang tulus,
Terhapus oleh secuil
kerinduan.
Duduk sendiri di
beranda hati,
Merasakan hembusan
angin yang membelai rambut panjang ini,
Terpaku menatap
kerlap bintang yang setia pada tempatnya,
Menghela air mata
yang mengalir membasahi jiwa yang gersang.
Waktu membiarkan
pohon jiwa meranggas dan mati.
Kaki-kaki membunuh
rumput hati hingga mengering.
Perpisahan harus
terjadi di akhir kisah ini,
Melepaskan eratnya
pegangan tangan-tangan cinta.
Kini lukisan masa
lalu hanya barang usang,
Tertinggal jauh jadi
kenangan,
Terbungkus rapi jadi
kado masa depan,
Terkirim khusus
untuk insan yang terlupakan.
Hal terakhir hanya
permintaan maaf,
Tulus dari palung
hati yang terdalam,
Selamat tinggal masa
lalu yang manis,
Yang terlanjur
berubah menjadi memori,
Yang teramat pahit.
Permohonan hamba
pada tuhan;
Jangan biarkan saksi
kehilangan ingatan,
Teramnesia oleh
kejamnya masa,
Meski ingatan itu
meronta dan berusaha menghilang.
0 komentar:
Post a Comment